SITUBONDO – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elistianto Dardak menegaskan bahwa bantuan sosial (bansos) yang disalurkan pemerintah tidak boleh dipandang sebagai solusi permanen, melainkan hanya penyangga sementara agar keluarga penerima manfaat tetap bisa bertahan dan berfungsi.
Pernyataan itu ia sampaikan dalam acara SAPA BANSOS dan Penyerahan Simbolis Bansos serta Tali Asih bagi Pilar-pilar Kesejahteraan Sosial 2025 yang digelar di Pendopo Besuki, Kabupaten Situbondo, Selasa (9/9/2025).
Menurut Emil, setiap penerima bantuan memiliki harapan yang sama, yakni kondisi ekonominya bisa segera membaik sehingga tidak selamanya bergantung pada bansos.
“Harapannya, bulan depan atau tahun depan kondisinya lebih baik. Betul begitu? Betul. Karena sebenarnya penerima juga ingin segera mandiri,” kata Emil di hadapan ratusan hadirin.
Ia mencontohkan Program Keluarga Harapan (PKH) yang memang memiliki mekanisme khusus berupa 'wisuda' atau graduasi.
Mekanisme itu memastikan keluarga penerima manfaat yang ekonominya sudah lebih sejahtera otomatis dihentikan bantuannya.
“Kalau sudah lulus PKH, artinya keluarga tersebut tidak lagi menerima bantuan karena sudah mandiri. Itulah tujuan dari program ini. Tidak sekadar memberi bantuan, tetapi mendorong keluarga agar naik kelas menjadi lebih sejahtera,” jelas Emil.
Emil juga mengingatkan, bansos seperti PKH hanya menjadi penyangga sementara.
Tanpa usaha penguatan ekonomi keluarga, bantuan ini tidak akan membawa dampak jangka panjang.
Karena itu, pemerintah daerah bersama pendamping PKH diminta terus mendorong keluarga penerima agar berdaya.
Dalam kesempatan tersebut, Emil bahkan memanggil salah seorang pendamping PKH untuk berbagi pengalaman.
Sosok itu adalah Ahmad Abdurrory, pendamping PKH Kecamatan Suboh, yang telah bertugas sejak 2007.
Emil menyebut dedikasi para pendamping sebagai bagian penting dalam keberhasilan program pengentasan kemiskinan di Jawa Timur.
Selain membahas PKH, Emil juga menegaskan bahwa seluruh bantuan sosial yang disalurkan pemerintah provinsi maupun pusat bertujuan menjaga ketahanan keluarga.
Dengan adanya bansos, keluarga penerima diharapkan tetap bisa menjalankan fungsi sosial dan ekonomi, sambil menunggu kondisi finansialnya pulih.
Acara di Pendopo Besuki tersebut turut dihadiri Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo, jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), para kepala organisasi perangkat daerah (OPD), camat se-Kabupaten Situbondo, hingga para pendamping program kesejahteraan sosial.[]